Senin, 01 Juli 2013

Rangkuman Tugas


KONSEP SEHAT         
 Kesehatan mental sering juga disebut mental health atau mental hygine. Ilmu kesehatan mental berkait erat dengan terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan. Awal kemunculaan penelitian ini adalah adanya keluhan dari individu maupun masyarakat sekitar. Pengertian klasik tentang kesehatan mental ini mengandung arti yang sangat sempit, karena kajian kesehatan mental hanya diperuntukan bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa saja.

SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
            Secara umum, secara historis kajian kesehatan mental terbagi menjadi dalam dua periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah (Langgulung, 1986: 23).
  1. Periode Pra-Ilmiah
     Sejak zaman dulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan korban.
     Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobantan, yaitu dengan menggunakan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atu fisik itu merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan, atau hantu. “Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan memicu bau yang amis, akan tetapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda”. Ide naturalistic ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam pembedahan hewan.
  1. Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di AS, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Penisylvania. Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kejiwaan. 

Pendekatan Kesehatan Mental

  • Orientasi Klasik:  Seseorang dianggap sehat bila ia tidak memiliki keluhan seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari.
  • Orientasi Penyesuaian Diri:  Seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain dan lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain apabila ia bisa bersosialisasi dengan lingkungan maka ia dianggap memiliki mental yang sehat.
  •  Orientasi Pengembangan Potensi:  Seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan tentu dirinya sendiri. Mental seseorang dikatakan sehat apabila ia bisa menciptakan atau memikirkan berbagai hal baru yang nantinya dapat dikembangkan oleh dirinya sendiri maupun orang lain.
Teori Kepribadian Sehat
     Dalam kesehatan mental terdapat beberapa teori kepribadian sehat dari beberapa aliran seperti psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik.
1. Psikoanalisa
·         Psikoanalisis pertama kali di rumuskan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, menurut Freud psikoanalisis merupakan studi fungsi dan perilaku psikologis manusia yang merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia.
2. Behavioristik
·         Teori  behavioristik adalah  teori yang dilahirkan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran behavioristik memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu dalam suatu sistem kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum.
3. Humanistik
·                 Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi.  Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behavioralisme. Ciri dari kepribadian sehat menurut aliran ini adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal
  1. Penyesuaian diri
          Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
B.     Pertumbuhan
        Manusia individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak serta merta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian.
1. Teori Kepribadian Sehat
  • Allport 
Pandangan-pandangan pribadi dan profesional dari Allport berbeda dengan pandangan-pandangan Freud dan gambaran kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar – kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi.
  • Carl R. Rogers
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
  • Maslow (Hirarki Kebutuhan)
Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut:
1. kebutuhan fisiologis : kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

2. Kebutuhan akan rasa aman : mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.

3. Kebutuhan kasih sayang : mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.

4. Kebutuhan akan penghargaan : mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri : mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.
  • Erich Fromm 
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan. 
  1. Hubungan 
Manusia menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama lain. Kita mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah, sendirian, dan tak berdaya. Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain, kita harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan kita yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. 
2. Transendensi
Orang membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta. Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
3.  Berakar 
Menurut Fromm, cara yang yang positif adalah dengan membangun perasaaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, yaitu dalam masyarakat.
4.  Perasaan Identitas
Dasar ideal krangka orientasi adalah pikiran, yaitu sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan gambaran realistis dan objektif tentang dunia.
  • Pengertian Stress
Hans Seyle adalah orang yang dianggap memberikan sumbangan paling besar dalam bidang stress pada tahun 1936 dengan dikenalnya istilah General Adaption Syndrome (GAS). Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf simpatetik.
Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress:
Faktor Internal:
1)    Keturunan (Hereditary)
2)    Kepribadian (Personality Trait)
3)    Sistem Kepercayaan (Belief System)
4)   Pengalaman Masa Lalu (Past Experience) 
Faktor Eksternal
1.      Faktor Lingkungan (Environmental Factor) 
2.      Faktor Sosial (Social Factor) 
3.      Faktor Lembaga (Institutional Factor) 
4.      Peristiwa Besar (Major Life Events)
  • Tipe-tipe Stress
1.      Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu.Secara umum tekanan mendorong individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku.
2.      Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.
3.      Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan.
  • Mekanisme Pertahanan Diri dan Strategi Coping
1.    Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah
2.    Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar
3.    Berpikir positif dan self-efficacy
  • Pengertian Coping
Coping berasal dari kata coping yang bermakna harfiah pengatasan/penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi). Coping itu sendiri dimaknai sebagai apa yang di lakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan/luka/kehilangan/ ancaman. Jadi coping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi. Coping adalah sebuah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi  terhadap perubahan atau beban tersebut (Ahyar,2010).
  • Jenis-jenis Coping
1.    Emotional focus Coping
Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalaui perilaku individu, seperti: penggunaan alcohol, bagaimana meniadakan fakta - fakta yang tidak menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu  mengubah kondisi yang ‘stresfull’ individu akan cenderung untuk  mengatur emosinya.
2.    Problem focus Coping
Digunakan untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila yakin akan dapat menubah situasi. Coping dibagi dua bagian, yaitu memfokuskan pada pemecahan masalah dan memfokuskan pada emosi.
  • Jenis-Jenis Coping yang Konstruktif dan Positif
1. Coping yang konstruktif
  • Escape
  • Accepteance
  • Avoidance
  • Avoidant coping
2. Coping yang positif 
  • Active coping
  • Problem solving focused coping
  • Distancing
  • Planful problem solving
  • Positive reappraisal
  • Self control
  • Emotion focused coping
  • Seeking social support
  • Positive reinterpretation   
A.   Konsep penyesuaian diri
Konsep Penyesuaian Diri
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang  proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia atau individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme atau individu berjalan normal.
B. Pertumbuhan personal 
1.      Penekanan pertumbuhan, penyesuain diri dan pertumbuhan
Pertumbuhan dapat  diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
2.      Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, individu mendapat banyak rintangan yg datang dari dalam dirinya maupun dari luar.
3.      Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh.
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar kebermaknaan dari komunikasi tersebut.
Model-model  Hubungan Interpersonal
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu :
1. Model Pertukaran Sosial
Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat.
3. Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
 Tahap Hubungan Interpersonal
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
1.            Pembentukan
2.            Peneguhan Hubungan
3.            Pemutusan Hubungan
intimasi dan hubungan pribadi
Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadimmasing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman  juga  memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester).
cinta absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment. seperti mempertahankan pernikahan atau berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan motivasi dari luar lainnya.
D.   Intimasi dan pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.

Referensi : 
http://jungkirbalikduniabote.blogspot.com/

Nama : Anggi Effry Liqwiyanti
NPM : 10511885
Kelas : 2PA01