Jumat, 11 Oktober 2013

BIOGRAFI

Nama saya Anggi Effry Liqwiyanti, saya biasa dipanggil Anggi atau Bote oleh teman-teman saya. Saya berjenis kelamin Perempuan dan lahir pada tanggal 19 Mei 1994. Saat ini saya berumur 19 tahun dan agama saya Islam. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Nur Kholiq dan Ibu Lenny Widiyanti. Kami tinggal di Jl. Madrasah Tanah Koja No. 30 Rt. 007/02 Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat.

Saya pertama kali memasuki jenjang pendidikan sekitar tahun 1998 ketika usia saya 4 tahun, saya bersekolah TK (di salah satu TK di Bali) hanya sampai kelas 0 kecil karena teman-teman saya sudah masuk SD semua (yang notabene mereka memang lebih tua setahun diatas saya) akhirnya papa saya bertanya pada Guru TK saya apakah saya bisa langsung masuk SD tanpa harus 0 besar terlebih dahulu, Guru TK saya menyarankan agar saya mengikuti tes masuk SD dan akhirnya saya pun lolos tes dan menjadi siswi SD dengan ketika umur 5 tahun 5 bulan. Pada tahun 1999 saya melanjutkan pendidikan di SDN 03 Denpasar dan pada kelas 3 semester akhir saya pindah ke SDN 06 Pagi Duri Kosambi Jakarta, lulus SD saya melanjutkan jenjang pendidikan ke SMPN 176 Jakarta dan setelah lulus SMP saya melanjutkan ke SMAN 84 Jakarta. Setelah lulus masa 12 tahun pendidikan, saya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu jenjang perguruan tinggi di Universitas Gunadarma dan mengambil jurusan Psikologi.

Ketika saya berusia 4 tahun, adik perempuan pertama saya lahir. Kelahirannya membuat saya merasa kurang diperhatikan oleh orang tua saya bahkan saya pernah hampir mendorong kereta bayinya ke dekat selokan rumah kami. Ketika saya berusia 7 tahun saya berlibur seorang diri ke Jakarta (ke rumah nenek dan kakek saya) tapi ternyata kakek saya meninggal dan akhirnya membuat keluarga saya harus pindah ke Jakarta untuk menemani nenek saya yang seorang diri dan jauh dari anak-anaknya yang lain. Ketika saya berusia 9 tahun adik bungsu saya lahir, saat itu saya tidak ambil pusing ketika punya adik lagi karena sudah tidak sekaget ketika punya adik pertama kali.

Saya adalah anak yang paling dekat dengan papa saya dibanding adik-adik saya, mungkin karena papa saya lebih sering menerapkan aturan-aturan ketatnya kepada saya walaupun tidak sekeras orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter.

Saya pribadi yang cenderung tomboy untuk ukuran anak perempuan seusia saya, saya lebih suka menyaksikan pertandingan sepak bola dan terkadang ikut bermain untuk mengisi waktu senggang, saya cenderung nyaman bermain dan berbicara blak-blakan dengan teman pria, dan saya jarang sekali memperhatikan penampilan di saat teman sebaya saya sibuk berlama-lama di depan cermin. Hal-hal tersebut terjadi karena dari kecil teman-teman saya kebanyakaan berjenis kelamin laki-laki dan ketika saya lahir bertepatan dengan digelarnya pertandingan sepak bola antar negara yang diadakan 4 tahun sekali “World Cup” sehingga saya yang masih bayi dan suka terbangun malam hari diajak menyaksikan pertandingan-pertandingan tersebut sehingga terbawa sampai sekarang.

Dibalik penampilan saya yang ceria, blak-blakan dan supel diantara teman-teman saya, saya termasuk seseorang yang susah bersosialisasi dengan teman-teman baru. Saya cenderung menyendiri dan menjauh dari kerumunan ketika saya baru pertama kali berada dalam lingkungan tersebut, sebagian orang yang baru pertama kali melihat dan mengenal saya pasti mengatakan saya seorang pribadi yang galak, jutek, dan sombong. Mereka menarik kesimpulan seperti itu karena melihat dari garis muka saya yang menggambarkan saya seorang yang jutek dan angkuh padahal saya diam dan menyendiri karena saya masih belum bisa bersosialisasi dengan lingkungan baru. Saya juga tipe orang yang moodyan, apabila mood saya sudah berantakan saya akan diam dan memasang muka yang terlihat jelas kalau saya sedang emosi hal tersebut yang terkadang membuat teman saya merasa bahwa saya sedang marah pada mereka. Saya selalu menjadi tempat curhat teman-teman saya tapi anehnya saya tidak mudah untuk menceritakan kegundahan maupun kegembiraan saya kepada teman-teman saya, saya lebih senang menyimpannya sendiri.

Saya memiliki phobia terhadap binatang anjing dan kecoa yang diakibatkan oleh pengalaman tidak mengenakan ketika kanak-kanak. Phobia anjing saya bermula saat usia saya 6 tahun, saya sedang berkunjung ke rumah saudara saya dan saya digigit oleh anjing peliharaan sodara saya. Mulai saat itu, saya takut dan cemas ketika melihat anjing dan ketika mendengar gonggongannya. Sebenarnya phobia ini sempat sembuh tetapi kambuh kembali ketika saya berusia 14  tahun, berawal dari saya hendak mengantarkan tugas ke rumah guru saya yang memelihara anjing lebih dari 1 ekor dan ganas-ganas, ketika saya turun dari motor, saya digonggongin terus menerus dan mereka tidak luput melihat saya walau sedetikpun, dari kejadian tersebut saya phobia anjing kembali tetapi tidak separah ketika saya masih kecil karena jika sekarang hanya mendengar gonggongannya saja saya tidak merasa takut ataupun cemas kecuali melihat anjing secara langsung barulah saya cemas dan takut. Lain lagi dengan phobia saya yang satunya yaitu phobia kecoa, untuk sebagian orang kecoa hanyalah binatang kecil yang gampang dimusnahkan namun bagi saya kecoa adalah binatang paling menjijikan dan susah dimusnahkan. Saya akan histeris dan cemas ketika berada berdekatan dengan kecoa, bahkan saya bisa keluar ruangan yang ada kecoanya sampai kecoa tersebut dimusnahkan baru saya akan masuk kembali tapi selama kecoa tersebut tidak keluar dari ruangan tersebut maka saya juga tidak akan pernah masuk ke ruangan tersebut termasuk jika itu kamar saya. Phobia ini disebabkan ketika saya berumur 8 tahun, saya diminta membelikan sesuatu oleh ibu saya disebuah warung dan ketika saya sedang membelikan pesanan ibu saya tiba-tiba ada sesuatu yang berjalan di betis saya begitu saya lihat ternyata itu kecoa dan tiba-tiba sekeliling saya dipenuhi kecoa yang keluar dari selokan. Sejak itu saya geli setiap melihat kecoa, bahkan yang sudah mati sekalipun.

Saya suka bergabung dengan suatu organisasi karena disamping saya dapat menambah pengetahuan, saya juga mulai dapat mengurangi keterbatasan bersosialisasi dengan lingkungan dan teman-teman baru. Saya banyak mendapat teman-teman baru dari seluruh pelosok negri karena berkenalan ketika ada event ataupun berkenalan melalui jejaring sosial. Terkadang saya lebih cepat akrab dengan seseorang melalui jejaring sosial karena lebih nyaman ketika untuk perkenalan pertama tanpa tatap muka namun ketika bertemu secara langsung dengan orangnya pasti saya tetap kikuk untuk beberapa saat tapi ketika perasaan nyaman sudah melingkupi saya maka saya akan bisa gila-gilaan bersama orang tersebut.






Nama : Anggi Effry Liqwiyanti
NPM : 10511885
Kelas : 3PA01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar