- Pengertian Stress
Hans Seyle adalah orang yang dianggap memberikan sumbangan paling besar
dalam bidang stress pada tahun 1936 dengan dikenalnya istilah General
Adaption Syndrome (GAS). Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan
stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan.
Usaha ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem
syaraf simpatetik. Tanpa memperhatikan penyebab dari ancaman, individu
akan merespon dengan pola reaksi fisiologis yang sama (non-specific
response). Selebihnya, dengan mengulangi atau memperpanjang stress,
sehingga akan melicinkan dan mematahkan sistem (wear and tear of the
system). J.P. Chaplin dalam Kamus Lengkap Psikologi mendefinisikan stress sebagai
satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada
diungkapkan dalam Atkinson (1983), stress terjadi ketika orang dia\hadapkan
dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun
psikologisnya. Menurut Lazarus 1999 “Stres adalah rasa cema atau terancam yang
timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai
melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.jadi, Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya,
stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress
disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain.
Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi
penyebab stress:
Faktor Internal:
Faktor Internal:
1) Keturunan
(Hereditary)
2) Kepribadian
(Personality Trait)
3) Sistem Kepercayaan (Belief
System)
4) Pengalaman Masa Lalu
(Past Experience)
Faktor Eksternal
1.
Faktor Lingkungan
(Environmental Factor)
2.
Faktor Sosial (Social
Factor)
3.
Faktor Lembaga
(Institutional Factor)
4.
Peristiwa Besar
(Major Life Events)
- Tipe-tipe Stress
1. Tekanan
(pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau
tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu.Secara umum tekanan
mendorong individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau
mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dan memiliki bentuk yang berbeda-beda pada setiap
individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan
sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian sasarannya, bahkan
bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal
dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya.Tekanan
internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep diri dan komitmen
personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peranyang harus
dijalani seseorang, atau juga dpat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan
hidup.
2. Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran
tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil
yang diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap
situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah,
penolakan maupun depresi.
3. Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon
langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun
motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. - Mekanisme Pertahanan Diri dan Strategi Coping
1. Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah
Menurut Lazarus penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
- Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
- Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
2. Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar:
- strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung
- strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress
3. Berpikir positif dan self-efficacy
Menurut Bandura self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya sendiri.
sumber:
http://naypsikosa.wordpress.com/2012/04/21/apa-yang-anda-ketahui-tentang-stress/ http://khaayurika.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar