Senin, 29 April 2013

Tulisan 1 (Teori-Teori Kepribadian Sehat)

1. Teori Kepribadian Sehat
  • Allport 
Pandangan-pandangan pribadi dan profesional dari Allport berbeda dengan pandangan-pandangan Freud dan gambaran kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar – kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Menurut Allport, individu-individu yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. 
Allport mengemukakan tujuh kriteria kematangan, yaitu:
1. Perluasan Perasaan Diri
Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Allport mengemukakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”, maksudnya orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.Perasaan partisipasi otentik ini dicontohkan dengan hubungan kita dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Ada pebedaan antara hubungan cinta dari orang-orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka member cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat dan kewajiban yang tidak bersifat timbal balik.
3. Keamanan Emosional
Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan tersebut. Misalnya, orang-orang yang matang dapat menerima dorongan seks mereka tanpa menjadi terlalu sopan atau tertekan seperti yang dapat terjadi dengan orang-orang yang neurotis.Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran; mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan substitusi.Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan-perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan-perasaan tersebut lebih baik daripada orang-orang yang neurotis.
4. Persepsi Realistis 
 Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas 
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis. Akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka. Komitmen dalam orang-orang yang sehat ini begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka terbenam dalam pekerjaan mereka. 
6. Pemahaman Diri  
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. 
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan 
llport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (direct-ness), dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat daripada orang-orang yang neurotis. Arah itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan (atau rangkaian tujuan) serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup.  Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Seorang individu dapat memilih di antara berbagai nilai-nilai itu mungkin berhubungan dengan diri sendiri (seperti kebanggan atas hasil dari pekerjaan yang dilakukan individu) atau mungkin nilai-nilai luas dan dimiliki oleh banyak orang lain (seperti patriotisme).  Suara hati ikut juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan.

  • Carl R. Rogers
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu. Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu.  
Self adalah apa yang manusia rasakan di dalam dirinya. Di dalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan reality self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual. Individu yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.  
Self mempunyai bermacam-macam sifat :
1. self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.   
2. self mungkin mengintergrasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.  
3. self mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan).  
4 organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self. 
5. pengalaman-pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman. 
6.  self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.  
  • Maslow (Hirarki Kebutuhan)
Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut:
1. kebutuhan fisiologis : kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

2. Kebutuhan akan rasa aman : mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.

3. Kebutuhan kasih sayang : mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.

4. Kebutuhan akan penghargaan : mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri : mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.
  • Erich Fromm 
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan. 
  1. Hubungan 
Manusia menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama lain. Kita mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah, sendirian, dan tak berdaya. Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain, kita harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan kita yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. 
2. Transendensi
Orang membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta. Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
3.  Berakar 
Menurut Fromm, cara yang yang positif adalah dengan membangun perasaaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, yaitu dalam masyarakat.
4.  Perasaan Identitas
Dasar ideal krangka orientasi adalah pikiran, yaitu sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan gambaran realistis dan objektif tentang dunia.

Sumber:
Feist, J. & Feist, G. J. (2008). Theories of Personality, Edisi keenam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar